Wednesday, January 15, 2020

Pengalaman Horor Berburu Kancil / Pelanduk Malam Hari


Pengalaman Horor Berburu Pelanduk Malam Hari




Waktu itu kami berdua (saya dan kakak) berencana ingin berburu Napoh / pelanduk sejenis kancil tapi lebih besar beratnya berkisar antara 4kg – 12kg yg ukuran paling besar. malam itu tepatnya hari jum’at malam atau malam sabtu. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 10 malam, seperti biasanya tidak ada firasat apapun saat mulai memasuki hutan hanya saja memang ada yang terlupakan, biasanya saat akan mulai memasuki hutan kami selalu berdo’a dulu atau memohon izin serta perlindungan dari Allah SWT, entah mengapa malam itu kami lupa sama-sekali. Sehingga kami mengalami kejadian yang cukup menyeramkan menurut kami.

Sepatu boot, golok serta senter dan air minum semua sudah siap lanjut kami mulai memasuki hutan. seperti biasanya kami berkeliling hutan dengan senter dikepala masing-masing, kami membawa senter sendiri-sendiri hanya saja senapannya cuma satu yaitu saya yg membawa sedangkan kakak membawa golok. Malam itu rasanya sepi sekali bahkan angin pun hampir tak pernah berhembus sama sekali, sudah cukup lama kami berjalan namun tak juga ketemu dengan kilatan mata hewan buruan. Rasa bosan, lelah,  aneh serta penasaran mulai menghampiri benak kami.

Sesaat kami beristirahat untuk melepas lelah, sambil menyempatkan meneguk air putih sembari menghabiskan sebatang rokok dan mengobrol.

Saya    :  “ kak kok sepi benar ya malam ini?” tanyaku.., “
Kakak : “ iya agak aneh ya, rasanya kok sunyi… sekali. jangkrik yg biasanya ramai terdengarpun ini sepi, mana gak ada angin..emang ini malam apa tadi?
Saya    : “ ini malam sabtu kak…sahutku”
Kakak  : “bukan maksudku tanggalan jawanya”
Saya    : ” wah lupa aku kak maklum anak modern gak hapal tanggalan jawa.. he he he” ledek ku”
Kakak : “ ya sudah ayo jalan lagi, siapa tau masih ada rejeki nanti “
Saya    : “ ayo kak semangat, semoga nanti didepan ketemu sama mata napoh yang besar, sahutku menyemangati”

Kami melanjutkan lagi perjalanan, suasana sepi masih saja menyelimuti. Kami terus saja berjalan sambil menoleh kesana kemari di tepi jalan yang kami lalui berharap melihat setitik pantulan cahaya mata hewan buruan, namun tetap saja tak bertemu. setelah berjalan cukup jauh kami tiba di bawah sebuah pohon yang cukup tua tapi tidak terlalu besar  disanalah keganjilan mulai kami rasakan..

Tiba –tiba kami mendengan suara lonceng seperti yang sering dipakaikan pada leher sapi. Klontang-klonteng nyaring sekali, suaranya terdengar keras sampai membuat kami kaget. Saya dan kakak memutuskan berhenti dan mematikan lampu senter sambil berbisik.

Saya    :  “ kak denger gak suara tadi? “
Kakak  : “ iya, aku denger”
Saya       : “ suara apa ya kak, apa jangan-jangan ada orang nyolong sapi terus disembunyikan dihutan ini?” tanyaku penasaran…”
Kakak    : “ mungkin saja, tapi ditempat kita ini kan kota kecamatan, setahuku gak ada yang pelihara sapi didekat sini” kakak makin penasaran…
Saya       : “ iya ya… kita diem dulu kak kita dengerin dulu apa bener itu sapi” …

Saat kami diam cukup lama suara itupun tak terdengar seperti sengaja ikut diam mempermainkan kami.. kami makin penasaran dan mencoba menbuat suara gaduh dengan melemparkan batu dan kayu kearah suara tadi terdengar, dengan harapan kalau memang sapi, pasti akan kaget dan menimbulkan suara seperti lonceng tadi jika sapi tersebut bergerak. Ternyata tidak terdengar apapun kami coba melemparkan beberapa kali tetap sunyi tak ada balasan.

Akhirnya kami menyalakan senter kembali dan melihat disekeliling, tak terlihat apapun kecuali gelapnya hutan, saat kami melangkahkan kaki kembali beberapa langkah, suara itu muncul lagi di depan kami nyaring sekali.. kami kaget sekaligus penasaran. Kami ikuti sumber suara itu, lalu pindah kekiri kami ikuti kekiri, pindah lagi ke-kanan kamipun ikut ke-kanan tanpa merasa aneh, kami terus dibuat mengikuti suara itu.. sampai akhirnya suara itu pindah keatas pohon… kami terus melihat keatas dan tetap mengikutinya, kemudian pindah lagi ke pohon yang lain.. disitu saya mulai tersadar.. saat suara itu berpindah dari atas pohon yang satu, sampai ke pohon yang lainnya tak ada goyangan dahan atau ranting sama sekali,  jadi hanya suara saja. Dan kami memutuskan berbincang sesaat  menyaksikan keanehan itu.

Saya       : “ kak tunggu sebentar” aku menyela.., kakak ngerasa aneh gak, kita terus mengikuti suara tadi, tapi selalu berpindah dari tempat satu ketempat lain tanpa ada gerakan dahan atau ranting pohon yang dihinggapinya kan? Tanyaku… kalo memang itu hewan pasti setidaknya rantingnya goyang, tapi ini gak sama sekali kan….?”
Kakak   :” iya her, aneh ya… atau jangan-jangan……” makin penasaran…
Saya    : “ Jangan-jangan apa kak? tanyaku polos ingin tau
Kakak  : “Terdiam sejenak berusaha membuatku tidak merasa takut “

Sayup-sayup dari kejauhan terdengar suara tangis perempuan lirih……

 "Astaghfirullah al-'Adzhim" ucapku… kita dikerjain kak, spontan kakak menjawab: hantu ini her….. seketika seluruh bulu dibadan bahkan sampai rambut rasanya berdiri kaku seperti kakunya lidi, dan sepontan saya membaca ayat kursi dengan suara keras malam itu dihutan, selesai sambung lagi, selesai sambung lagi tak terasa entah sudah berapa kali do’a ayat kursi itu saya ucapkan.. namun lama-lama rambut mulai terasa normal yg tadinya berdiri kaku perlahan mulai terasa seperti biasa, tapi ayat kursi tetap aku ucapkan tanpa pernah putus walaupun tak sekeras pertama tadi…  suara lonceng dan tangisan perempuan diatas pohon pun tak terdengar lagi.

            Sembari terus melafalkan ayat kursi kami sambil mencari jalan pulang, dan ternyata didepan kami tadi hanya kurang dari 5m saja adalah jurang yang cukup dalam, kurang lebih dalamnya sekitar hampir 10-15m seandainya saja kami terlambat tersadar tadi entah apa yang terjadi pada kami, jika kami sampai tergelincir jatuh kedalam jurang tersebut. Bisa saja ada bagian tubuh yang patah atau lebih buruk, Mungkin kejadian seperti inilah yang sering terjadi dan menyesatkan para pendaki digunung…sehingga mereka hilang dan ditemukan sudah menjadi jasad.. Naudzubillah Min Dzalik..

            Kemudian saya terus membaca ayat kursi sambil mencari jalan pulang, kami tersesat tak menemukan jalan dan terpaksa menerobos rimbunnya semak belukar agar segera bisa keluar dan bertemu jalan pulang… golok diayunkan menebas belukar yang makin lama makin rimbun…
Akhirnya kami beristirahat karna kelelahan, stok air minum tinggal sedikit jadi kami harus berhemat. Minum seperlunya hanya untuk membasahi tenggorakan yang kering saja.

Saya    : “ sebentar kak kita harus tenang , istirahat dulu. Kita fikirkan dulu kemana harusnya arah kita yang benar”
Kakak  : “ iya her, minum dulu,… biar agak tenang”

Sambil minum satu sampai dua tegukan.. dan duduk kami melihat sekeliling mencoba mengenali pohon-pohon disekitar kami, sambil mengingat-ingat dimana posisi kami berada…

Saat orang tersesat biasanya langsung panik dan itu akan membuat kita makin tersesat, satu-satunya cara agar bisa keluar adalah bersikap tenang. Sambil mengingat-ingat jalan yang sudah kita lewati, insya allah akan segera bertemu jalan keluar.

Setelah mengingat-ingat dan mengenali sekeliling akhirnya kami memutuskan berjalan kearah kanan.. tak begitu lama akhirnya kami berhasil menemukan jalan setapak bekas biasanya warga sekitar mencari kayu bakar.. alhamdulilah akhirnya ketemu jalan kita kak, sahutku merasa lega.. kami menengok kekiri dan ke-kanan sambil mencoba mengenali arah mana yang harus kami ambil, takut kami salah langkah bukan jalan keluar yang kami ambil tapi malah jalan masuk lagi kedalam hutan. selang beberapa lama kami berjalan sudah mulai terlihat cahaya lampu dari rumah warga di desa terdekat. Alhamdulilah sampai juga kak kita di kampong jawabku, iya her sahut kakak lega.

Lalu kamipun sampai didesa tersebut akan tetapi semua pintu rumah sudah terkunci rapat jadi kami tidak sempat mampir untuk numpang beristirahat melepas lelah barang 15-20menit saja karna mungkin sudah dini hari sekitar pukul 2 atau 3 pagi. Kemudian kami memutuskan langsung saja kita pulang. Dan kamipun berjalan pulang, sampai dirumah sekitar pukul 4.30 pagi sudah terdengar suara ngaji subuh dari masjid terdekat..

Tiba dirumah rasanya istimewa sekali, kami langsung rebahan di lantai teras rumah… seolah-olah sudah lama sekali tidak merasakan nyamannya rumah. Pengalaman yang luar biasa kami lewati dan tak ingin membahasnya lagi setidaknya untuk beberapa hari ini. Rasa takut, was-was, panik bercampur menjadi ketakutan yang luar biasa dan dibayar rasa lega saat bisa pulang kerumah…

Kami pulang dengan tangan hampa karna jangankan bertemu buruan, bisa pulang dengan selamat pun kami sudah sangat bersyukur, alhamdulilah kami masih dijauhkan dari marabahaya dan Allah SWT, masih senantiasa melindungi kami…

inilah sedikit pengalaman kami teman-teman pembaca sekiranya dapat memberi manfaat dan menjadi pengingat bagi teman-teman agar selalu berdo’a meminta perlindungan dari Allah SWT, dimanapun kita berada terutama saat memasuki hutan ataupun tempat-tempat angker dan tempat yang belum pernah kita datangi sebelumnya.

Berikut do’a sederhana yang bisa temen-temen hafalkan untuk memagari diri dan meminta perlindungan dari Allah SWT.
Khoulah binti Hakim bin Umayyah As Sulamiyyah berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda,
 “Barangsiapa yang singgah di suatu tempat lantas ia mengucapkan

a’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq

 (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya)”,

maka tidak ada sama sekali yang dapat memudhorotkannya sampai ia berpindah dari tempat tersebut.” (HR. Muslim no. 2708).











No comments:

Post a Comment

Mari membiasakan berkomentar dengan santun :)