Pengalaman
Horor Berburu Pelanduk Malam Hari
Waktu
itu kami berdua (saya dan kakak) berencana ingin berburu Napoh / pelanduk
sejenis kancil tapi lebih besar beratnya berkisar antara 4kg – 12kg yg ukuran
paling besar. malam itu tepatnya hari jum’at malam atau malam sabtu. Kami berangkat
dari rumah sekitar pukul 10 malam, seperti biasanya tidak ada firasat apapun
saat mulai memasuki hutan hanya saja memang ada yang terlupakan, biasanya saat
akan mulai memasuki hutan kami selalu berdo’a dulu atau memohon izin serta
perlindungan dari Allah SWT, entah mengapa malam itu kami lupa sama-sekali. Sehingga
kami mengalami kejadian yang cukup menyeramkan menurut kami.
Sepatu
boot, golok serta senter dan air minum semua sudah siap lanjut kami mulai memasuki
hutan. seperti biasanya kami berkeliling hutan dengan senter dikepala
masing-masing, kami membawa senter sendiri-sendiri hanya saja senapannya cuma satu
yaitu saya yg membawa sedangkan kakak membawa golok. Malam itu rasanya sepi
sekali bahkan angin pun hampir tak pernah berhembus sama sekali, sudah cukup
lama kami berjalan namun tak juga ketemu dengan kilatan mata hewan buruan. Rasa
bosan, lelah, aneh serta penasaran mulai
menghampiri benak kami.
Sesaat
kami beristirahat untuk melepas lelah, sambil menyempatkan meneguk air putih
sembari menghabiskan sebatang rokok dan mengobrol.
Saya : “
kak kok sepi benar ya malam ini?” tanyaku.., “
Kakak
: “ iya agak aneh ya, rasanya kok sunyi… sekali. jangkrik yg biasanya ramai
terdengarpun ini sepi, mana gak ada angin..emang ini malam apa tadi?
Saya
: “ ini malam sabtu kak…sahutku”
Kakak : “bukan maksudku tanggalan jawanya”
Saya : ” wah lupa aku kak maklum anak modern gak
hapal tanggalan jawa.. he he he” ledek ku”
Kakak
: “ ya sudah ayo jalan lagi, siapa tau masih ada rejeki nanti “
Saya
: “ ayo kak semangat, semoga nanti
didepan ketemu sama mata napoh yang besar, sahutku menyemangati”
Kami melanjutkan lagi perjalanan, suasana
sepi masih saja menyelimuti. Kami terus saja berjalan sambil menoleh kesana
kemari di tepi jalan yang kami lalui berharap melihat setitik pantulan cahaya
mata hewan buruan, namun tetap saja tak bertemu. setelah berjalan cukup jauh
kami tiba di bawah sebuah pohon yang cukup tua tapi tidak terlalu besar disanalah keganjilan mulai kami rasakan..
Tiba
–tiba kami mendengan suara lonceng seperti yang sering dipakaikan pada leher
sapi. Klontang-klonteng nyaring sekali, suaranya terdengar keras sampai membuat
kami kaget. Saya dan kakak memutuskan berhenti dan mematikan lampu senter
sambil berbisik.
Saya : “
kak denger gak suara tadi? “
Kakak : “ iya, aku denger”
Saya : “ suara apa ya kak, apa jangan-jangan
ada orang nyolong sapi terus disembunyikan dihutan ini?” tanyaku penasaran…”
Kakak : “ mungkin saja, tapi ditempat kita ini kan
kota kecamatan, setahuku gak ada yang pelihara sapi didekat sini” kakak makin
penasaran…
Saya : “ iya ya… kita diem dulu kak kita
dengerin dulu apa bener itu sapi” …
Saat
kami diam cukup lama suara itupun tak terdengar seperti sengaja ikut diam
mempermainkan kami.. kami makin penasaran dan mencoba menbuat suara gaduh
dengan melemparkan batu dan kayu kearah suara tadi terdengar, dengan harapan
kalau memang sapi, pasti akan kaget dan menimbulkan suara seperti lonceng tadi
jika sapi tersebut bergerak. Ternyata tidak terdengar apapun kami coba
melemparkan beberapa kali tetap sunyi tak ada balasan.
Akhirnya
kami menyalakan senter kembali dan melihat disekeliling, tak terlihat apapun kecuali
gelapnya hutan, saat kami melangkahkan kaki kembali beberapa langkah, suara itu
muncul lagi di depan kami nyaring sekali.. kami kaget sekaligus penasaran. Kami
ikuti sumber suara itu, lalu pindah kekiri kami ikuti kekiri, pindah lagi
ke-kanan kamipun ikut ke-kanan tanpa merasa aneh, kami terus dibuat mengikuti
suara itu.. sampai akhirnya suara itu pindah keatas pohon… kami terus melihat
keatas dan tetap mengikutinya, kemudian pindah lagi ke pohon yang lain.. disitu
saya mulai tersadar.. saat suara itu berpindah dari atas pohon yang satu,
sampai ke pohon yang lainnya tak ada goyangan dahan atau ranting sama sekali, jadi hanya suara saja. Dan kami memutuskan berbincang
sesaat menyaksikan keanehan itu.
Saya : “ kak tunggu sebentar” aku menyela..,
kakak ngerasa aneh gak, kita terus mengikuti suara tadi, tapi selalu berpindah
dari tempat satu ketempat lain tanpa ada gerakan dahan atau ranting pohon yang
dihinggapinya kan? Tanyaku… kalo memang itu hewan pasti setidaknya rantingnya
goyang, tapi ini gak sama sekali kan….?”
Kakak :” iya
her, aneh ya… atau jangan-jangan……” makin penasaran…
Saya : “ Jangan-jangan apa kak? tanyaku polos ingin
tau
Kakak : “Terdiam sejenak berusaha membuatku tidak
merasa takut “
Sayup-sayup dari kejauhan
terdengar suara tangis perempuan lirih……
"Astaghfirullah al-'Adzhim" ucapku…
kita dikerjain kak, spontan kakak menjawab: hantu ini her….. seketika seluruh
bulu dibadan bahkan sampai rambut rasanya berdiri kaku seperti kakunya lidi,
dan sepontan saya membaca ayat kursi dengan suara keras malam itu dihutan,
selesai sambung lagi, selesai sambung lagi tak terasa entah sudah berapa kali
do’a ayat kursi itu saya ucapkan.. namun lama-lama rambut mulai terasa normal
yg tadinya berdiri kaku perlahan mulai terasa seperti biasa, tapi ayat kursi
tetap aku ucapkan tanpa pernah putus walaupun tak sekeras pertama tadi… suara lonceng dan tangisan perempuan diatas
pohon pun tak terdengar lagi.
Sembari terus
melafalkan ayat kursi kami sambil mencari jalan pulang, dan ternyata didepan
kami tadi hanya kurang dari 5m saja adalah jurang yang cukup dalam, kurang
lebih dalamnya sekitar hampir 10-15m seandainya saja kami terlambat tersadar
tadi entah apa yang terjadi pada kami, jika kami sampai tergelincir jatuh
kedalam jurang tersebut. Bisa saja ada bagian tubuh yang patah atau lebih
buruk, Mungkin kejadian seperti inilah yang sering terjadi dan menyesatkan para
pendaki digunung…sehingga mereka hilang dan ditemukan sudah menjadi jasad.. Naudzubillah Min Dzalik..
Kemudian saya terus membaca ayat
kursi sambil mencari jalan pulang, kami tersesat tak menemukan jalan dan
terpaksa menerobos rimbunnya semak belukar agar segera bisa keluar dan bertemu
jalan pulang… golok diayunkan menebas belukar yang makin lama makin rimbun…
Akhirnya
kami beristirahat karna kelelahan, stok air minum tinggal sedikit jadi kami
harus berhemat. Minum seperlunya hanya untuk membasahi tenggorakan yang kering
saja.
Saya : “ sebentar kak kita
harus tenang , istirahat dulu. Kita fikirkan dulu kemana harusnya arah kita
yang benar”
Kakak : “ iya her, minum
dulu,… biar agak tenang”
Sambil minum satu sampai dua tegukan.. dan duduk kami melihat
sekeliling mencoba mengenali pohon-pohon disekitar kami, sambil mengingat-ingat
dimana posisi kami berada…
Saat orang tersesat biasanya langsung panik dan itu akan membuat
kita makin tersesat, satu-satunya cara agar bisa keluar adalah bersikap tenang.
Sambil mengingat-ingat jalan yang sudah kita lewati, insya allah akan segera
bertemu jalan keluar.
Setelah mengingat-ingat dan mengenali sekeliling akhirnya kami
memutuskan berjalan kearah kanan.. tak begitu lama akhirnya kami berhasil
menemukan jalan setapak bekas biasanya warga sekitar mencari kayu bakar..
alhamdulilah akhirnya ketemu jalan kita kak, sahutku merasa lega.. kami
menengok kekiri dan ke-kanan sambil mencoba mengenali arah mana yang harus kami
ambil, takut kami salah langkah bukan jalan keluar yang kami ambil tapi malah jalan
masuk lagi kedalam hutan. selang beberapa lama kami berjalan sudah mulai
terlihat cahaya lampu dari rumah warga di desa terdekat. Alhamdulilah sampai
juga kak kita di kampong jawabku, iya her sahut kakak lega.
Lalu kamipun sampai didesa tersebut akan tetapi semua pintu rumah
sudah terkunci rapat jadi kami tidak sempat mampir untuk numpang beristirahat
melepas lelah barang 15-20menit saja karna mungkin sudah dini hari sekitar
pukul 2 atau 3 pagi. Kemudian kami memutuskan langsung saja kita pulang. Dan kamipun
berjalan pulang, sampai dirumah sekitar pukul 4.30 pagi sudah terdengar suara
ngaji subuh dari masjid terdekat..
Tiba dirumah rasanya istimewa sekali, kami langsung rebahan di
lantai teras rumah… seolah-olah sudah lama sekali tidak merasakan nyamannya
rumah. Pengalaman yang luar biasa kami lewati dan tak ingin membahasnya lagi
setidaknya untuk beberapa hari ini. Rasa takut, was-was, panik bercampur
menjadi ketakutan yang luar biasa dan dibayar rasa lega saat bisa pulang
kerumah…
Kami pulang dengan tangan hampa karna jangankan bertemu buruan,
bisa pulang dengan selamat pun kami sudah sangat bersyukur, alhamdulilah kami
masih dijauhkan dari marabahaya dan Allah SWT, masih senantiasa melindungi kami…
inilah sedikit pengalaman kami teman-teman pembaca sekiranya dapat
memberi manfaat dan menjadi pengingat bagi teman-teman agar selalu berdo’a
meminta perlindungan dari Allah SWT, dimanapun kita berada terutama saat
memasuki hutan ataupun tempat-tempat angker dan tempat yang belum pernah kita
datangi sebelumnya.
Berikut do’a sederhana yang bisa temen-temen hafalkan untuk
memagari diri dan meminta perlindungan dari Allah SWT.
Khoulah
binti Hakim bin Umayyah As Sulamiyyah berkata bahwa ia pernah mendengar
Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang singgah di suatu tempat
lantas ia mengucapkan
“a’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri
maa kholaq”
(Aku berlindung
dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang
diciptakanNya)”,
maka tidak ada sama sekali yang dapat memudhorotkannya
sampai ia berpindah dari tempat tersebut.” (HR. Muslim no. 2708).
No comments:
Post a Comment
Mari membiasakan berkomentar dengan santun :)